Nikmatnya sholat dhuha
Posted: februari, 2012
Shalat Dhuha..bentuk Cintaku padaMu ya..Rabb! ( *_* )
Orang yang suka memulai pagi harinya
dengan menyebut dan mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha
yakni shalat sunnat dua rakaat sekali, dua kali, tiga kali atau empat
kali sesudah naik matahari kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11,
Allah SWT akan menjamin baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan
akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :
“Telah berkata Abu Hurairah : Kekasih
saya, (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya,
yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan
sembahyang witir sebelum tidur”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).
“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha
dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah.
Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang
yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan
diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan
rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan
patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah
akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari
dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang
danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah
memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada
mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” (HR. Ath-Thabrani)
Memang SHALAT DHUHA merupakan
keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan merasa berat dan bahkan
terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau
sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia menyempatkan diri dulu
buat melakukan shalat sunnat tersebut.
Padahal dirasa berat hanyalah apabila
belum biasa dan belum tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang
yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau
bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang
dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa
sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.
Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt
bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari
sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2).
Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah
pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua
waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.
Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau
melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah,
sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini
lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu
(shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah
orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak
unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Lantas bagaimana tidak senang Allah
dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai
orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35).
Disamping itu shalat dhuha ini juga
dapat mengantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah,
dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap
pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar)
sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah
sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah,
amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah,
tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR
Muslim).
Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi
adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai Rasulullah saw
beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang
disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw telah
berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at
dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). Kalaulah
tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya
maka Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang
alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana
yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin
untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan
oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada
Tuhannya”.
“Dari Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu,
Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya,
setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap
tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya :
SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU, ALLHU AKBAR), setiap
amar ma’ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu
dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim –
Dalilil Falihin Juz III, hal 627).
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa
shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan
segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun
akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena
dia telah sadar semua itu ketetapan Allah : “Hai anak Adam, tunaikanlah
kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari,
niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad,
Abu Ya’la).
Dengan lafadz lain berbunyi : “Hai anak
Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan
mencukupimu sepanjang hari itu” (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).
Doa setelah menunaikan sholat dhuha
yang diajarkan Rasulullah SAW : “Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu
waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu,
keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu,
kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan
Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika
ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram
sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan,
keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala
yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.
Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan
2,4,8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali
salam. Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain : “Barang
siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana
disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). “Siapapun yang melaksanakan
shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah,
sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi). “Dari Ummu
Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua
rakaat.” (HR Abu Daud). “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata, Nabi SAW
keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau
bersabda, “Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat
(tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi).
Itulah keistimewaan dan keutamaan
shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya,
diakherat pun, di hari kiamat, orang itu dipanggil Allah untuk
dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi :
“Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA,
maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah),
dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan
sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga
dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar